"...Padahal aku bisa dengan mudah menjejalkan batang besar yang kupegang dengan kedua tanganku ini ke dalam mulut gadis sirkasia..."
hmm..apa yang anda pikirkan mengenai kutipan diatas?
tunggu jangan berpikir kearah sana,ini bukan buku cabul murahan.itu hanya bumbu seks dalam kisah buku ini..
Seting cerita ini adalah Istanbul,dalam masa Kesultanan Ottoman,pada Akhir abad ke 16.pada masa itu seni ilustrasi Islam berkembang sangat pesat,tidak hanya didukung oleh penguasa,tetapi juga oleh gabungan gaya2 para empu miniaturis berbakat zaman dahulu.
Cerita bermula dengan tugas rahasia dari sultan Murad III (1546-1595) kepada empu miniatur Enisthe Effendi untuk membuat buku yang berisikan ilustrasi-ilustrasi Kejayaan kesultanan Ottoman,buku itu sendiri dibuat sebagai hadiah kepada bangsa Venesia untuk memperhangat hubungan antar kerajaan tersebut.
niat yang baik memang..tapi dari buku itulah titik permasalahan dalam buku ini muncul
Enisthe Effendi tidak bekerja sendirian dalam pembuatan buku tersebut,dia meminta bantuan empu lain dalam bengkel seni kerajaan untuk membuat miniatur-miniatur dalam buku itu.
Intrik dimulai dengan terbunuhnya Elok oleh salah satu empu miniatur lain.Hal yang menjadi alasan pembunuhan, adalah pembunuh ingin melindungi saudaranya sesama miniatur lain di bengkel seni andaikata Elok akan mengadukan proyek rahasia sultan tersebut kepada orang-orang fanatik pengikut Nusret Hoja (Nusret Hoja,ulama paling disegani di Istanbul beranggapan bahwa ilustrasi Manusia adalah berhala,karena menjadikan manusia sebagai pusat dunia dalam lukisan,jika anda kesulitan membayangknya, bayangkan FPI merusak hal2 yang mereka anggap menistai ajaran agama Islam) .
Lalu tokoh sentral buku ini,Hitam,keponakan Enisthe,kembali ke istanbul setelah 12 tahun pergi dari kota itu.ia dimintai pamannya untuk membantu dalam proyek buku itu dan mencari tau siapa pembunuh elok.Hitam sebenarnya menyimpan rasa cinta pada anak pamannya,Shekure,sejak 12 tahun kepergiannya.Sayangnya sekembalinya ke istanbul Shekure telah menikah (suaminya seorang tentara,dan hilang dalam pertempuran) dan mempunyai dua orang anak Orhan dan Shevket
Cerita ini menjadi semakin menarik setelah Enisthe Effendi tewas oleh pembunuh yang sama.
Hitam yang menjadi orang paling dekat dengan Enisthe Effendi sebelum kematiannya,dituduh sebagai pelaku,tetapi Osman,kepala iluminator bengkel seni,meyakinkan sultan bahwa bukan Hitam pembunuh laknat itu.Lukisan Kuda yang ditemui di jasad Elok lah yang menjadai bukti bahwa pembunuh tersebut adalah salah satu dari tiga empu miniaturis.Sultan pun memberi kesempatan pada Osman dan Hitam untuk menyingkap misteri tersebut dalam waktu tiga hari dan jika pembunuh tersebut tidak ditemukan dalam waktu tersebut,maka seluruh divisi bengkel seni akan menerima hukuman dari Sultan
Hal yang paling menarik dari novel ini adalah,saat pamuk mempersonifikasikan banyak hal menggambarkan benda mati seolah dapat berkata-kata,ya..menurut saya hal ini bisa membuka banyak perspektif baru dalam memandang hal yang sangat dekat dengan kita,contohnya,dalam 'Aku adalah Setan'..disini saya mencoba berpikir seperti Setan,bukan sebagai makhluk yang selalu jadi Sasaran semua kelalaian,tapi lebih sebagai Individu (agak aneh,tapi ya..saya melakukannya).lalu saat enisthe mati,ini memberikan saya ketenangan baru dalam memikirkan kematian,lalu ada 'aku adalah sekeping uang emas','aku adalah merah',dll.
Selain itu,Intrik politik dan sosial menjadai bumbu yang yang sangat baik dalam buku ini,dan dengan cerdas Pamuk menempatkan kisah cinta Hitam dan Shekure hanya sebagai penawar cerita pembunuhan,yang mulai rumit,bukan sebagai menu utama,walaupun dengan porsi yang cukup besar.